Kalau berbicara mengenai angkutan umum zaman sekarang, tahun 2010, bulan Maret, salahkah bila kita berharap bahwa angkutan umum di Indonesia, khususnya di Jakarta, sudah menjadi angkutan umum yang layak dan pantas dibanggakan dan dimanfaatkan.
Tapi agaknya kita masih hanya bisa berharap dan bermimpi. Karena hingga saat tulisan ini dibuat, angkutan umum kita masih sangat jauh dari layak dan pantas dimanfaatkan.
Semua seperti dalam lingkaran s**tan, karena alasan supir dan kenek, "sedang mencari setoran", "banyak pungli", "onderdil mahal", "BBM naik", sementara alasan pebisnis, "perusahaan merugi", "biaya perawatan mahal", "banyak pungli", dsb.
Saya hanya merasa janggal, sejak masa saya kuliah di tahun 1992, perusahaan angkutan umum (bis kota) sudah ada, dan tahun itu bukanlah tahun pertama perusahaan itu berdiri, jadi kalau dihitung-hitung, sudah 18 tahun, bahkan lebih, perusahaan itu berdiri. Kalau dibilang usaha angkutan umum itu masih merugi, koq ya sepertinya TIDAK MASUK AKAL. Masa sih ada pebisnis yang usahanya sudah 18 tahun lebih dan masih merugi, tetapi tetap mempertahankan usaha nya itu. Tidak logis kan ???
Jadi menurut pemikiran saya, usaha angkutan umum itu SANGAT JAUH DARI MERUGI, kalau tidak bisa dibilang sebagai usaha yang "BASAH". Dan menurut pemikiran saya, yang disebut sebagai usaha yang merugi sebetulnya adalah keuntungan bersih yang didapat sang pebisnis tidak mencapai target keuntungan yang dia canangkan. Misalkan dia berambisi mendapatkan keuntungan bersih 200 JUTA, tetapi keuntungan yang akhirnya didapat hanya 199 JUTA, nah itulah yang disebut merugi.
Sebab dari akal sehat aja, sudah sangat jauh dari masuk akal, masa usaha yang berumur lebih dari 18 tahun dan masih merugi, masih tetap dipertahankan ??
Saya juga ingin membahas dari sisi supir/pengemudi. Ingatlah bapak-bapak supir/pengemudi, nasi yang ada di piring, makanan yang anda makan, itu dari uang ongkos yang penumpang beri. Jadi penumpang yang membiayai anda hidup. Jadi perlakukan penumpang selayaknya, sepantasnya dan sewajarnya. Jangan perlakukan penumpang, bagaikan benalu menumpang gratis dari anda. Anda membutuhkan penumpang sebagaimana penumpang membutuhkan anda.
Pikirlah, pada saat sebagian besar penumpang sudah jenuh dan muak dengan sikap anda, dan memutuskan menggunakan kendaraan pribadi saja, anda tak akan sanggup hidup. Karena tak akan ada lagi banyak penumpang untuk anda.
Saat ini penumpang memang masih banyak, tapi tidak menjadi alasan bagi anda untuk menjadi PONGAH dan bertingkah BAGAI RAJA JALANAN. Ok, anda yang menyetir, mobil dalam kuasa anda, tapi ingat, sekali lagi ingat, anda makan, anda punya rumah, anda beli pakaian, itu dari uang ongkos kami.
Tapi agaknya kita masih hanya bisa berharap dan bermimpi. Karena hingga saat tulisan ini dibuat, angkutan umum kita masih sangat jauh dari layak dan pantas dimanfaatkan.
Semua seperti dalam lingkaran s**tan, karena alasan supir dan kenek, "sedang mencari setoran", "banyak pungli", "onderdil mahal", "BBM naik", sementara alasan pebisnis, "perusahaan merugi", "biaya perawatan mahal", "banyak pungli", dsb.
Saya hanya merasa janggal, sejak masa saya kuliah di tahun 1992, perusahaan angkutan umum (bis kota) sudah ada, dan tahun itu bukanlah tahun pertama perusahaan itu berdiri, jadi kalau dihitung-hitung, sudah 18 tahun, bahkan lebih, perusahaan itu berdiri. Kalau dibilang usaha angkutan umum itu masih merugi, koq ya sepertinya TIDAK MASUK AKAL. Masa sih ada pebisnis yang usahanya sudah 18 tahun lebih dan masih merugi, tetapi tetap mempertahankan usaha nya itu. Tidak logis kan ???
Jadi menurut pemikiran saya, usaha angkutan umum itu SANGAT JAUH DARI MERUGI, kalau tidak bisa dibilang sebagai usaha yang "BASAH". Dan menurut pemikiran saya, yang disebut sebagai usaha yang merugi sebetulnya adalah keuntungan bersih yang didapat sang pebisnis tidak mencapai target keuntungan yang dia canangkan. Misalkan dia berambisi mendapatkan keuntungan bersih 200 JUTA, tetapi keuntungan yang akhirnya didapat hanya 199 JUTA, nah itulah yang disebut merugi.
Sebab dari akal sehat aja, sudah sangat jauh dari masuk akal, masa usaha yang berumur lebih dari 18 tahun dan masih merugi, masih tetap dipertahankan ??
Saya juga ingin membahas dari sisi supir/pengemudi. Ingatlah bapak-bapak supir/pengemudi, nasi yang ada di piring, makanan yang anda makan, itu dari uang ongkos yang penumpang beri. Jadi penumpang yang membiayai anda hidup. Jadi perlakukan penumpang selayaknya, sepantasnya dan sewajarnya. Jangan perlakukan penumpang, bagaikan benalu menumpang gratis dari anda. Anda membutuhkan penumpang sebagaimana penumpang membutuhkan anda.
Pikirlah, pada saat sebagian besar penumpang sudah jenuh dan muak dengan sikap anda, dan memutuskan menggunakan kendaraan pribadi saja, anda tak akan sanggup hidup. Karena tak akan ada lagi banyak penumpang untuk anda.
Saat ini penumpang memang masih banyak, tapi tidak menjadi alasan bagi anda untuk menjadi PONGAH dan bertingkah BAGAI RAJA JALANAN. Ok, anda yang menyetir, mobil dalam kuasa anda, tapi ingat, sekali lagi ingat, anda makan, anda punya rumah, anda beli pakaian, itu dari uang ongkos kami.
No comments:
Post a Comment